Teman, aku merasakan hidup ini amat melelahkan. Aku lelah dengan kehidupan yang menghimpit aku dari segala penjuru, dari berbagai segi, dan dengan berbagai cara.
Teman, apakah kau merasakan apa yang aku rasakan saat ini? Apakah kau juga lelah dengan kehidupan ini sama seperti aku? Atau kau bahagia dengan hidup yang kau jalani sekarang?
Teman, aku tahu bahwa berkeluh kesah itu akan menambah keletihan yang aku rasakan ini. Aku tahu itu. Tapi aku tak kuasa lagi, teman. Aku ingin berteriak sekencang mungkin untuk menumpahkan beban yang ada dalam otakku, punggungku, tanganku.
Teman, kini aku merasa bak daun yang di tiup angin. Tak kuasa menentukan arahnya, tak kuasa menguasai dirinya. Aku rapuh, sekuat apapun aku punya kerapuhan jua. Setegar apapun aku pernah mengeluh.
Teman, bagaimana mengatasinya ini? Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku ingin berteriak, tapi rasanya mulutku enggan untuk ku buka. Aku ingin berkeluh kesah, tapi aku malu pada orang yang selalu aku semangati.
Teman, aku tak setegar yang kau pikir, aku tak sekuat yang kau kira, aku tak sehebat yang kau duga. Ah, aku jauh dari sangkaan-sangkaan kalian yang baik.
Teman, bolehkah aku minta waktu mu barang sedetik untuk ku sandarkan kepalaku pada pundakmu yang lebih kuat dari pundakku? Aku letih saat ini.
Teman, jangan kau tanyakan kenapa aku ini. Kenapa aku yang tak seperti biasanya. Aku pun tak tahu. Mungkin karena saat ini aku mencapai titik jenuhku. Ya, adakalanya aku pun merasakan kejenuhan dalam hidup ini.
Teman, siapa yang akan menyemangati ku? Siapa yang akan mendengarkan celotehanku? Siapa yang akan mengembalikan semangat yang selalu membara dalam jiwaku? Kaukah itu?
Teman, aku rasa aku tak jauh lebih baik darimu. Aku lebih rendah darimu. Melihat senyummu akan membuatku tersenyum pula, melihat senda gurau kalian membuatku bersyukur mendapatkan kalian yang selalu ceria.
Teman, tahukah kamu bahwa saat ini aku sedang merindu teramat sangat. Aku ingin menjumpai orang yang aku rindu tapi aku tak bisa menjumpainya dan hal yang tak mungkin juga mustahil untuk aku temui mereka. Mungkin karena kerinduan ini pula aku seperti ini.
Teman, dadaku terasa sesak dengan rasa rindu yang amat menggebu ini. Beribu-ribu hari aku tak jumpa dengan mereka. Tak mendengar suaranya, tak melihat senyumannya, tak menyentuh tangannya, tak memeluk badannya. Apa kabar mereka yak? Semoga baik-baik saja.
Teman, aku merasakan kecewa yang harus ku hadapi dengan kesabaran. Entah mengapa, aku pun tak tahu. Orang yang ku kira lebih dari ku ternyata ia seperti itu. Ia marah-marah padaku, ia menyalahkanku. Padahal itu adalah perjuangan bersama yang seharusnya kita sebagai teamwork bekerjasama bukan saling menyalahkan.
Teman, di tambah lagi dengan temannya yang menyalahkanku. Dia mengatakan bahwa aku yang membuat gagal rencana dia. Padahal dia tahu bahwa apa yang aku lakukan adalah perjuangan juga. Tugas yang tidak bisa di tinggalkan. Kecewa kedua kali.
Teman, hanya dengan bersyukur keletihan, kerinduan, kekecewaan ini akan sirna. Hanya dengan mendekatkan dan mengingat Allah hati yang gundah gulana ini akan tenang dan tentram. Aku pikir aku manusiawi mempunyai sifat seperti itu, asal tidak berlarut-larut.
Teman, kini saatnya aku membangun dan memanaskan kembali semangatku. Tak ada kata letih, tak ada yang dapat menghalangiku untuk terus melangkah ke depan sana mencapai tujuanku.
Teman, terima kasih atas kehadiran kalian yang sangat berarti untukku. Karena kalian hidupku lebih indah dan berwarna. Terima kasih Allah Kau mengirimkan orang-orang HEBAT seperti mereka. Wonderful. Aku sayang kalian, teman.
Di persembahkan untuk orang-orang di sekitarku yang aku sayangi :)